RS: 100 untuk Mabes Polri yang Tolak Laporan Barisan Sakit Hati Kadrun yang Nyinyir dan Ngebacot karena Kebencian

Minggu, 28-Februari-2021 12:10

JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Politikus Ruhut Sitompul mengomentari pelaporan Presiden Joko Widodo (Jokowi)  ke Bareskrim Polri oleh Koalisi Masyarakat Anti Ketidakadilan saat kunjungan kerja ke Maumere Nusa Tenggara Timur (NTT).

Namun laporan tersebut ditolakpetugas Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Bareskrim Polri.

Terkait hal itu Ruhut mengapresiasi Mabes Polri yang telah menolak laporan tersebut.Karena menurut Ruhut para pelapor hanya mengkedepankan kebencian kepada presiden.

"100 utk Mabes POLRI yg telah menolak Laporan Barisan Sakit Hati Kadrun2 melaporkan Sambutan Rakyat NTT ketika Kunjungan Dinas Presiden RI Bpk Joko Widodo dikaitkan dgn Protokol Kesehatan yg melaporkan selama ini Nyinyir & Ngebacot krn Kebencian buta MERDEKA," ujar Ruhut.

Cuitan Ruhut pun direspon berbagai komentar pro dan kontrar oleh netizen. Berikut rangkuman komentar netizen yang terpantau Netralnews.com, Minggu (28/2/2021).

@ando_sanjaya: Bapak tuh pejabat publik pak hrs nya klo ngomong nya yg sopan.....biar publik ngikutin langkah bapak

@zfarieda: Barisan sakit hati  tidak bisa membedakan antara tugas kenegaraan dg mobilisasi masa buat makar 

@mitomegoo: Kutu loncat penjilat..berdalih pembenaran demi meraih jabatan dari jaman Nabi Adam sudah ada mas poltak! jadi saya ndak heran, manusia model sampean ngabalin dll

@Ratmangondhez1: Secara lucu banget , ada presiden dilaporkan ke polisi . Coba kalau itu era orba , yg dilaporkan ke polisi itu Suharto .Tak butuh waktu lama si pelapor akan dijebloskan ke penjara atau pagi hari mayatnya ditutup daun pisang .

@oni05804497: Kerumunanx HRS  ada coronax ....sedangkan kerumunan Jokowi nggk ada coronax ....aman kan om RUHUT .....ce ile .......

Sebelumnya Koalisi Masyarakat Anti Ketidakadilan melaporkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Bareskrim Polri atas dugaan pelanggaran protokol kesehatan. 

Namun, mereka kecewa lantaran petugas Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Bareskrim Polri tidak mau menerbitkan surat laporan polisi terkait laporannya tersebut.

JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Politikus Ruhut Sitompul mengomentari pelaporan Presiden Joko Widodo (Jokowi)  ke Bareskrim Polri oleh Koalisi Masyarakat Anti Ketidakadilan saat kunjungan kerja ke Maumere Nusa Tenggara Timur (NTT).

Namun laporan tersebut ditolakpetugas Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Bareskrim Polri.

Terkait hal itu Ruhut mengapresiasi Mabes Polri yang telah menolak laporan tersebut.Karena menurut Ruhut para pelapor hanya mengkedepankan kebencian kepada presiden.

"100 utk Mabes POLRI yg telah menolak Laporan Barisan Sakit Hati Kadrun2 melaporkan Sambutan Rakyat NTT ketika Kunjungan Dinas Presiden RI Bpk Joko Widodo dikaitkan dgn Protokol Kesehatan yg melaporkan selama ini Nyinyir & Ngebacot krn Kebencian buta MERDEKA," ujar Ruhut.

Cuitan Ruhut pun direspon berbagai komentar pro dan kontrar oleh netizen. Berikut rangkuman komentar netizen yang terpantau Netralnews.com, Minggu (28/2/2021).

@ando_sanjaya: Bapak tuh pejabat publik pak hrs nya klo ngomong nya yg sopan.....biar publik ngikutin langkah bapak

@zfarieda: Barisan sakit hati  tidak bisa membedakan antara tugas kenegaraan dg mobilisasi masa buat makar 

@mitomegoo: Kutu loncat penjilat..berdalih pembenaran demi meraih jabatan dari jaman Nabi Adam sudah ada mas poltak! jadi saya ndak heran, manusia model sampean ngabalin dll

@Ratmangondhez1: Secara lucu banget , ada presiden dilaporkan ke polisi . Coba kalau itu era orba , yg dilaporkan ke polisi itu Suharto .Tak butuh waktu lama si pelapor akan dijebloskan ke penjara atau pagi hari mayatnya ditutup daun pisang .

@oni05804497: Kerumunanx HRS  ada coronax ....sedangkan kerumunan Jokowi nggk ada coronax ....aman kan om RUHUT .....ce ile .......

Sebelumnya Koalisi Masyarakat Anti Ketidakadilan melaporkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Bareskrim Polri atas dugaan pelanggaran protokol kesehatan. 

Namun, mereka kecewa lantaran petugas Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Bareskrim Polri tidak mau menerbitkan surat laporan polisi terkait laporannya tersebut.